Warning !! Jangan Tidur Hadap Kiri Bahaya Bagi Jantung, Otak, Paru-Paru, Ini Penjelasannya



Jangan Dilakukan! Tidur Hadap ke Kiri Bahaya Bagi Jantung, Otak, Paru-paru, Ini Penjelasannya

Tidak hanya postur berdiri atau duduk saja yang penting, saat tidur kita juga harus punya posisi yang baik dan benar.
Salah satu posisi tidur yang benar adalah dengan menghadap ke sebelah kanan.

Ada beberapa alasan saat tidur kita harus menghadap sebelah kanan.

1. Mengurangi beban jantung

Posisi jantung manusia lebih condong berada di sebelah kiri.
Dengan tidur menghadap ke kanan, hal itu akan mengurangi beban jantung tertimpa organ tubuh lain.
Sedangkan, jika kita tidur di posisi sebelah kiri, jantung akan menerima aliran darah yang berlebihan.
Denyut jantung pun menjadi lebih cepat, padahal jantung butuh istirahat saat kita tidur.

2. Mengistirahatkan otak sebelah kiri

Alasan saat tidur kita harus menghadap sebelah kanan adalah dapat mengistirahatkan otak kiri.
Kenapa hanya mengistirahatkan otak sebelah kiri aja? Karena otak kiri punya fungsi untuk membantu organ-organ di sebelah kanan untuk bekerja dengan baik.
Misalnya untuk makan, memegang sesuatu, dan aktivitas lain yang dominan menggunakan organ tubuh kanan.
Dengan posisi tidur menghadap kanan, kerja otak kiri pun akan lebih rileks untuk menyokong kerja organ tubuh kanan.

3. Menjaga paru-paru

Paru-paru kiri manusia lebih kecil daripada paru-paru kanan.
Oleh karena itu, posisi tidur kita menghadap ke sebelah kanan, jantung tidak akan membebani paru-paru kanan.
Sebaliknya, jika tidur ke sebelah kiri, jantung akan menimpa paru-paru yang berukuran kecil.
Pastinya, lebih tidak baik buat kesehatan kita.

Setelah mengetahui alasan saat tidur kita harus menghadap sebelah kanan, Sebagaimana yang di lakukan Rasulullah SAW.

Adab Tidur dalam Islam dan Manfaatnya

Di dalam Islam tidak ada satu aktivitaspun yang tidak diatur, yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan manusia tersebut agar kita bisa menjadi manusia baik secara jasmani dan rohani. Yang bertujuan untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah di dunia dan melaksanakan tugas di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena jikalau manusia itu tidak sehat karena tidurnya tidak teratur maka ibadahnya pun tidak akan bisa dilaksanakan secara optimal.

Adab tidur dalam Islam itu di antaranya:

1. Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya 

Kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu.
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya,” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)].

2. Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu

Sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat,” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).

3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan 

Tidur dengan posisi rusuk kanan sebagai tumpuan dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya,” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).

4. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla,” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih).

5. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:

a. Membaca ayat kursi
b. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh
c. Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat di jangkau dengannya di mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali. Hal ini tertera dalam Hadits Riwayat. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi.

6. Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:

“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih,” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401).

7. Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:

“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allah yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun,” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi).