Inilah Cara Agar Kita Tidak Menunda Shalat dan Pekerjaan Lainnya



Sahabat muslimah pasti sudah mengetahui bahwa istilah bagi seorang yang senang menjalankan shalat di akhir waktu disebut sebagai sahun. Sedangkan seseorang yang senang menunda suatu pekerjaan disebut sebagai prokrastinator. Lalu apa hubungannya ya? shalat kan bukan pekerjaan, karena shalat adalah ibadah. Ibadah seorang hamba kepada Allah swt.

Meski tidak saling berhubungan, shalat dan pekerjaan yang dilaksanakan di awal waktu membuat seseorang cenderung memiliki pembawaan yang lebih tenang. Ia bukan tipikal yang grusa grusu, giat bekerja, tidak bermalas-malasan dan disiplin. Tipe orang seperti ini tentu mudah dipegang janjinya terhadap sebuah urusan, ia tidak akan molor melebihi batas waktu yang telah dijanjikan. 

Karena seseorang yang disiplin dengan melaksanakan shalat di awal waktu, setelahnya Ia akan berpikir jernih dalam menyelesaikan pekerjaan, tak merasa takut kehabisan waktu.

Berbeda dengan seseorang yang bertipe sahun. Seseorang yang senang menunda ini akan dikejar-kejar rasa bersalah, rasa takut jika waktu shalat akan habis. Dan jika waktu shalat yang jatuh bersamaan dengan deadlinepekerjaan, ia akan semakin kalap dan tidak berpikir jernih. 

Seorang yang sahun akan galau, mana yang harus didahulukan, apakah kepentingan duniawi atau urusan bertemu dengan Allah dulu.

Apa yang akan sahabat lakukan? jika memilih untuk bersikap sahun, maka inilah efek yang akan kita hadapi:

1. Dihantui rasa was-was, cemas berlebihan jika waktu shalat habis.
2. Terburu-buru dan hilangnya rasa khusyu saat melakukan shalat.
3. Munculnya sesal, takut dosa pada Allah Swt karena kehilangan waktu shalat.

Lalu bagaimana agar kita bisa terampil melakukan semua itu dengan sempurna? padahal tidak setiap waktumood kita membaik? cobalah cara berikut:

1. Hindari kebiasaan menunda. Sebab semua masalah sebenarnya bisa diatasi asal diiringi kemauan untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan,

2. Lakukan pekerjaan-pekerjaan yang ringan terlebih dahulu, dan cobalah selesaikan hingga akhir.

3. Lakukan pekerjaan yang membuat sahabat Ummi senang terlebih dahulu. Mulailah dari yang sederhana. Demikian juga dengan kebiasaan melakukan penghafalan surat pendek dan bacaan lain yang singkat lalu menuju ke bacaan yang panjang.

4. Jika pekerjaan yang ringan dan mudah mampu terlampaui sempurna dan tepat waktu maka tantanglah diri kita untuk melampaui target pekerjaan yang lebih sulit. Menantang diri untuk melakukan shalat selain yang wajib (sunnah) pun termasuk bagian ini. Sahabat Ummi akan merasakan sebuah sensasi “bahagia” jika bisa melewati ketentuan yang dibuat oleh diri sendiri.

Ibnu ‘Umar menyebutkan bahwa Nabi saw bersabda: “Allah memberi rahmat bagi orang yang shalat empat rakaat sebelum ashar.”

5. Singkirkan benda-benda yang bisa mengalihkan perhatian kita dari pekerjaan dan kelalaian kita dalam melaksanakan shalat. Jika pikiran kita teralihkan oleh sesuatu hingga kita tidak melaksanakan kewajiban kita pada Allah, maka kita harus mulai merenung. Apakah pekerjaan tersebut tergolong haram? Seperti halnya meminum khamr dan berjudi yang diharamkan karena menghalangi kita dalam mengingat Allah? Wallahu’alam.

6. Jika ada rasa khawatir terhadap hasil pekerjaan kita maka upayakan menyelesaikan pekerjaan lebih awal. Meski kurang sempurna, selesai lebih awal membuat kita menjadi tenang, punya waktu untuk mengoreksi dan bisa menyelesaikan pekerjaan lainnya.

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.” (QS. Huud:15)

Nah sahabat muslimah, ada baiknya kita mulai menata diri. Jika ingin berhasil dengan urusan duniawi, upayakan untuk berhasil dulu dalam berurusan dengan Allah swt. Karena janji Allah itu pasti dan Allah akan menapti janjiNya pada hamba yang bersungguh-sungguh. Jadi janganlah bersikap sahun ataupun prokastinator. (ummionline)