Dampak Dari Membantu Memotong Kecil Makanan Untuk Anak Sangat Mengejutkan! Berhenti Lakukan Itu..!



Para orangtua, Perhatian!

Orangtua memang harus menjaga anak, tapi kalau jaganya kelewat batas, tidak baik loh untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Maksud yang kelihatannya baik, belum tentu berdampak baik, sobat!

Seiring berjalannya waktu, cara pendidikan orangtua terhadap anak pun terus berubah. Kalau zaman dulu, orangtua lebih jarang membantu anaknya makan, mereka akan membiarkan anaknya makan sendiri walaupun mungkin muka anaknya akan belepotan. Tapi zaman sekarang, sudah muncul yang namanya "pemotongan makanan". Sebelum memberi anaknya makan, orang tua zaman sekarang kebanyakan akan memotong sayur dan daging menjadi lebih kecil terlebih dahulu untuk anak- anaknya. 

Cara ini memang kelihatannya akan lebih menjaga kebersihan dan memudahkan si anak untuk makan, namun sebenarnya hal ini tidak baik loh untuk si anak!

Belakangan ini, saat guru mengadakan pertemuan orang tua di sekolah, masalah mengenai makanan anak ini diungkit. Karena kebanyakan orangtua sudah membantu si anak potong daging dan sayur, si anak jadi tidak mandiri dalam hal memakan daging dan sayur yang agak sulit untuk dimakan. 

Saat guru- guru menyediakan makanan seperti paha ayam atau daging lain yang lebih "ribet" untuk dimakan, beberapa anak bahkan sampai tidak ingin menyentuh makanan tersebut sama sekali, mereka lebih memilih menahan lapar daripada memakan daging tersebut. Akhirnya si guru pun menyadari bahwa biasanya anak- anak tersebut selalu makan daging dan sayuran yang sudah dipotong kecil- kecil, mereka sudah berumur 3 tahun, namun sama sekali tidak pernah melihat paha ayam atau daging lain dalam bentuk utuh.

Maksud orang tua melakukan "pemotongan makanan" ini memang baik, namun harus diketahui, gigi dan otot gusi si anak perlu dilatih dengan cara mengunyah.

Saat mengunyah, otak si anak pun sedang dilatih untuk membedakan cara mengunyah pada makanan yang berbeda. Otak akan mengidentifikasi ukuran makanan, lalu memerintahkan otot untuk mengeluarkan tenaga yang pas saat mengunyah makanan tersebut.

Mengunyah juga dapat melatih daya pikir dan cara kerja otak loh, karena otak aktif bekerja saat mulut mengunyah makanan. Jika orang tua selalu membantu si anak memotong makanan, otak mereka tidak akan bisa bekerja dan mereka akan tidak tahu bagaimana cara menggunakan gigi.

Jika menggigit dan mengunyah makanan saja tidak bisa dilakukan dengan baik, suatu saat ketika menghadapi persoalan yang sulit pun, otak si anak tidak dapat berpikir dan mencari cara. Penelitian sudah membuktikan, daya berpikir dan penyelesaian masalah pada otak anak yang jarang mengunyah akan lebih rendah daripada anak yang sering menggigit dan mengunyah.

Jika otak aktif bekerja, daya fokus anak pun akan bertambah. Jika kamu perhatikan, anak- anak yang sering menggigit dan mengunyah makanan sendiri pasti akan lebih fokus daripada anak yang hanya bisa menelan saja.

Di dalam gigi juga terdapat saraf dan pembuluh darah yang sangat banyak, sehingga mengunyah dapat melancarkan peredaran darah. Gigi juga bisa menjadi lebih sehat tentunya!

Makanan yang hancur dikunyah pun lebih mudah untuk dicerna dan diserap nutrisinya.

Meskipun kejadian anak kecil tersedak makanan pernah terjadi, namun hal ini sangat jarang. Kalau si anak sudah terlatih, ia pasti akan secara langsung mengunyah semua makanan yang masuk ke mulutnya. Tubuh manusia sendiri pun sudah ada sistem kekebalan tubuh, tersedak makanan biasanya tidak akan membahayakan si anak.

Nah, sekarang sudah tahu kan bagaimana akibat dari "pemotongan makanan" anak ini. Yuk, sebarkan pengetahuan bermanfaat ini ke teman-teman dan kerabat!

(Sumber:http://www.cerpen.co.id/post_136297.html)