Pekerja Shift Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung



Penelitian yang diterbitkan pekan ini dalam jurnal American Heart Association memaparkan, baik kurang tidur maupun jam biologis yang tak menentu, telah dikaitkan dengan hasil kardiovaskular yang buruk, walau beberapa penyebabnya masih belum jelas.

Peneliti menganalisa 26 responden sehat berusia 20-39 yang hanya memiliki lima jam tidur selama delapan hari.

Para peserta diberikan waktu tidur sesuai dengan ritme kerja para pekerja shift yang kerap mengalami perubahan, yaitu waktu tidur yang tertunda atau sebentar akibat jam kerja.

Setelah studi delapan hari usai, peneliti menemukan bahwa tidur yang tertunda atau terlalu sebentar dikaitkan dengan peningkatan denyutjantung. Kondisi itu bahkan lebih parah, ketika waktu tidur yang tertunda dikombinasikan dengan jam tidur yang sebentar.

"Pada manusia, hampir semua proses fisiologis dan perilaku, khususnya siklus tidur-bangun, mengikuti ritme yang diatur oleh jam internal yang terletak di otak," kata Dr. Daniela Grimaldi, penulis utama dan asisten profesor di Northwestern University di Chicago, mengatakan dalam sebuah rilis berita.

"Ketika siklus tidur-bangun tidak selaras dengan irama otak, maka akan terjadi kertidakselarasan dalam tubuh."

Menurut siaran pers, pekerja shift setidaknya berjumlah 15 hingga 30 persen dari penduduk yang bekerja di negara-negara industri.

Bagi mereka yang pekerjaannya menuntut pembagian jam kerja, peneliti menyarankan untuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan lebih banyak tidur.

Dalam masyarakat modern, peneliti menambahkan, kehidupan sosial dan tuntutan pekerjaan telah menyebabkan seseorang menjadi lebih aktif di malam hari, yang mengarah ke pergeseran dan pengurangan waktu tidur. Sedang kurang tidur yang terjadi berturut-turut, dapat mengganggu fungsi kardiovaskular.

Peneliti mengingatkan, tidak jelas apakah hasil dari studi laboratorium yang dilakukan pada pekerja shift akan berlaku sama dalam kehidupan nyata, tapi dalam penelitian berikutnya, peneliti berencana untuk menyelidiki apakah efek negatif dari kurang tidur ini dapat dipulihkan.

(Sumber:http://health.kompas.com)