Masya Allah….Inilah Balasan Seorang Istri yang Bekerja untuk Membantu Suaminya, Bantu Bagikan Ya



Ada beberapa keluarga secara ekonomi belum tercukupi jika hanya suami yang bekerja. Tidak mungkin sang istri hanya diam berpangku tangan jika ingin anaknya disekolahkan ke tempat terbaik , butuh biaya mahal dan tidak ingin melihat suami bekerja keras tak kenal lelah. Memang, mencari nafkah adalah tugas wajib suami namun tidak ada salahnya jika istri membantu dengan tetap memprioritaskan kewajiban lahir dan batin untuk suami dan anak-anak. Dengan tetap menjaga keharmonisan rumah tangga.

Zainab ats Tsaqafiyyah adalah sosok inspiratif bagi anda untuk wanita masa kini yang tengah sibuk menghabiskan waktu diluar rumah. Zainab menekuni dunia bisnis dan menjadi pengrajin. Ia menjajakan hasil penjualannya untuk menafkahi keluarga sampai sampai untuk sedekah saja tidak mampu karena uang penghasilannya habis untuk kebutuhan keluarga. 

Suatu ketika, Zainab berkata pada suaminya, Abdullah bin Mas’ud r.a “Sesungguhnya engkau dan anak kita telah menghalangiku untuk bersedekah di jalan Allah. Tolong tanyakan kepada Rasulullah, jika yang kulakukan ini termasuk kebaikan akan aku lanjutkan. Dan jika bukan termasuk kebaikan, aku akan berhenti mengerjakannya”.

Abdullah bin Mas’ud r.a pun mendatangi dan menyampaikan pertanyaan sang istri kepada Rasul. Setelah Rasul mendengar pertanyaan yang disampaikan oleh Abdullah bin Mas’ud, Rasul pun menjawab sebagaimana termaktub dalam kitab Hilyatul Auliya “Nafkahilah mereka (anak dan suami) sesungguhnya bagimu pahala yang engkau infaqkan untuk mereka”.

Begitulah kisah Zainab, sosok wanita yang dengan ikhlas bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Fenomena wanita bekerja saat ini mudah kita temukan, banyaknya lowongan pekerjaan untuk wanita jadi lahan empuk untuk wanita yang ingin memiliki penghasilan membantu suaminya. 

Amal shaleh yang baik akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Alloh SWT. Yang dilakukan Zainab ats Tsaqafiyyah terhadap anak dan suaminya merupakan sebuah kebaikan dan itu akan dicatat sebagaimana sedekah yang ingin ia lakukan.

Di sisi lain, tidak ada pembenaran jika suami malas bekerja dalam mencari nafka bahkan menyuruh istri bekerja. Pada saat itu memang kondisi Abdullah bin Mas’ud diatas tidak mampu mencukupi untuk hidup sehari-hari sehingga istrinya pun harus ikhlas membantu sang suami mendapatkan penghasilan. 

Keputusan bersama suami dan istri adalah yang terbaik. Jika pihak istri ikhlas dan suami ridho maka sudah tidak ada yang diperdebatkan lagi. di sini membutuhkan komitmen, saling percaya satu sama lain. dalam perjalanannya, suami atau istri akan menghadapi rentetan ujian yang tidak terduga. di situlah, kesetiaan suami istri diuji. maka, kembali ke komitmen awal tetap harus dibangun agar tidak menyesal di kemudian hari. suami dan istri memiliki kewajiban penting yang berbeda, jangan sampai pihak istri menomorduakan kewajiban rumah. 

Wahai para istri, berbahagialah...atas jerih payah yang kalian upayakan itu semata mata bernilai sedekah di mata Alloh jika kalian ikhlas. Tetaplah, menjaga keharmonisan keluarga, memupuk cinta dan teruslah menebar manfaat dimanapun kalian berada. 

(Sumber:redaksione.com)